Kamis, 12 Juli 2018

AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING


ARTIKEL

“AKUNTANSI MULTINASIONAL : TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING





 
Dosen Pengampu :
Dania Puspita, S.ST

       Disusun Oleh :
                  Novia Nurlailatul Qomar                 
      NIM
           (1510421019)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2018




Bab 12 Akuntansi Multinasional : Translasi Laporan Keuangan Entitas Asing
Pada saat menyusun laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri. Sebagai contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia. Induk perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris tersebut :
1.      Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam poundsterling
2.    Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
3.     Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara dalam rupiah.Tiap saldo akun entitas luar negeri masing-masing harus ditranslasikan menjadi nilai setara rupiah sebagai berikut :
Akun yang diukur dalam              Nilai tukar yang          Akun yang diukur dalam nilai
unit mata uang asing         x          sesuai                    x                 setara rupiah
4.      Mengonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan , yang sudah diukur dalam rupiah dengan akun-akun induk perusahaan.

PERBEDAAN DALAM PRINSIP AKUNTANSI
Perbedaan dalam prinsip akuntansi karena antara lain :
1.        Kondisi Perekonomian suatu Negara
2.        Masalah Hukum
3.        Pendidikan dan Sistem Politik
4.        Perkembangan Teknologi
5.        Budaya dan Trandisi
6.        Faktor Ekonomi lainnya
Standar  pelaporan keuangan yang utama saat ini yang sedang dalam penyusunan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IASB adalah sebuah badan yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara internasional tersebut. Ada 14 anggota IASB, 12 diantaranya anggota penuh bekerja secara full time untuk IASB. Susunan keanggotaanna dengan komposisi sebagai berikut : 5 anggota berdasar latar belakang auditor, 3 anggota berdasar latar belakang penyusun laporan keuangan ( dari manajemen), 3 anggota berlatar belakang pengguna laporan keuangan, 1 anggota berlatar belakang akademisi, 2 anggota lainnya dapat berlatar belakang dari bidang lainnya.
IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards- IFRS). Sebelum terbentknya IASB adalah International Accounting Standards Committe telah menerbitkan International  Accounting Standards (IASs). IASs diterbitkan dari tahun 1973 hingga 2001. IASB mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkannya yang disebut standar baru IFRS.IFRS digunakan dibanyak negara di dunia termasuk , sebelum tahun 2005 digunakan oleh 350 perusahaan publik , sedangkan tahun 2005 sebanyak 7.000 perusahaan.
Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu set standar akuntansi yang berlaku secara internasional akan meningkatkan diri investor di ppasar dan meningatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di berbagai negara.
Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat. JIka dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar , GAAP AS telah digunakan lebih dari separuh perusahaan di dunia ini.      
Untuk meminimalisasi perbedaan diantara perbedaan standar di dunia ini, khususnya antara GAAP dan IFRS, maka pihak FASB terus bekerja sama dengan IASB untuk meningkatkan standar pelaporan internasional dan "mengonversikan" ke dua set standar tersebut . Pada bulan September 2002 , FASB menerbitkan " The Norwalk Agreement"dimana baik FASB maupun IASB sepakat bekerjasama untuk meningkatkan pelaporan keuangan dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka.Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi standar tersebut saat ini serta standar baru yang ke dua kelompok itu kembangkan.

PENENTUAN MATA UANG FUNGSIONAL
Ada dua isu utama yang ditujukan pada laporan keuangan yang ditranslasikan dari mata uang asing pada rupiah Indonesia, yaitu :
1.    Nilai tukar manakah yang harus digunakan untuk mentranslasi nilai mata uang asing menjadi mata uang domistik ?
2.    Bagaimanakah seharusnya perlakuan atas keuntungan atau kerugian tersebut ? .Haruskah hal itu dimasukkan dalam laba rugi ?

Ada tiga kemungkinan nilai tukar yang digunakan dalam mengkonversi nilai mata uang asing menjadi rupiah :
1.    Nilai Tukar Sekarang merupakan nilai tukar pada akhir hari tanggal neraca
2.    Nilai Tukar Historis merupakan nilai tukar yang ada pada saat transaksi awal terjadi seperti nilai tukar pada saat aset diterima atau kewajiban diakui.
3.    Nilai Tukar Rata-rata merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode.

PSAK No.11 tentang  Translasi Mata uang asing. (PSAK11) memberikan panduan khusus untuk mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah. Tujuan dari PSAK1 adalah menyajikan hasil yang secara langsung memperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar. PSAK11 juga menjelaskan tentang  pencapaian keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui translasi.
Sebagai contoh, jika margin bruto pada penjualan positif ketika diukur dalam mata uang asing maka harus tetap positif ketika penjualan dan harga barang yang dijual ditranslasikan ke dalam rupiah. PSAK11 mengadopsi mata uang fungsional (functional currency) yang didefenisikan sebagai "mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi. Umumnya, mata uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas". Mata uang fungsional digunakan untuk membedakan antara dua jenis kegiatan operasional luar negeri:
1.    Kegiatan yang dikelola sendiri dan terintegrasi dengan lingkungan lokal dimana entitas asing itu beroperasi, dan
2.    Kegiatan yang terpisah dari lingkungan lokal dan terintegrasi dengan induknya
Perusahaan Indonesia dapat saja memiliki afiliasi asing di beberapa negara berbeda.Setiap afiliasi tersebut harus dianalisis untuk menentukan mata uang fungsional masing-masing. Indikator-indikator mata uang fungsional :
Indikator
Mata uang sebagai mata uang fungsional jika memenuhi indikator dibawah ini :
Arus Kas
Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didominasi oleh mata uang tersebut.

Harga jual
Harga jual dalam jangka pendek sangat terpengaruh dengan perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan sebagian besar diekspor.
Beban
Beban dipengaruhi perubahan nilai mata uang

Akan tetapi, beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. Sebagai contoh, sebuah anak perusahaan dari Induk perusahaan di Indonesia yang berlokasi di Venezuela dapat melakukan hampir semua bisnisnya di Brazil atau sebuah cabang atau anak perusahaan dari Induk PerusahaanIndonesia yang beroperasi di Inggeris dapat menggunakan dolar sebagai mata uang utamanya walaupun ia menggunakan poundsterling untuk pencatatan akuntansinya. Faktor-faktor yang berikut mengindikasikan apakah mata uang rupiah sebagai mata uang fungsional dari anak perusahaan Inggris sebagian besar transaksi kas dalam rupiah, pasar penjualan utama di Indonesia, komponen produksi umumnya diperoleh dari Indonesia dan Induk perusahaan di Indonesia yang paling bertanggung jawab dalam pendanaan anak perusahaan di Inggris tersebut.
DSAK telah mengadopsi pendekatan mata uang fungsional setelah mempertimbangkan tujuan dari proses translasi tersebut :  
    a.     Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari perubahan nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan.
    b.     Mencerminkan dalam laporan keuangan konsolidasi hasil keuangan dan hubungan antara masing-masing entitas konsolidasi dalam mata uang fungsional yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di Indonesia.
Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional. Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain mata uang fungsional maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi.

Penentuan Mata uang Fungsional di Lingkungan dengan Tingkat Inflasi Tinggi
Inflasi yang sangat tinggi didefenisikan sebagai inflasi melebihi 100% selama periode tiga tahun, contoh Argentina dan Peru. PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Untuk kondisi seperti ini maka mata uang pelaporan dari Induk Indonesia- rupiah- harus  digunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Pengecualian ini mencegah nilai aset dan perubahan laporan laba rugi yang tidak realistis jika keadaan hiperinflasi tersebut diabaikan dan prosedur translasi yang normal digunakan. Contoh: Anak perusahaan di lar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso (kurs saat itu Rp 500/satu peso, karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan tersebut maka nilai tukar menjadi Rp 0,05 per 1 peso. Nilai gedung pada saat dibangun dan setelah heperinflasi sebagai berikut :
Jumlah (Peso)
Tanggal Pembangunan
Setelah Hiperinflasi
Nilai Tukar
Jumlah Hasil Translasi
Nilai Tukar
Jumlah Hasil Translasi
1.000.000
Rp500
Rp500.000.000
Rp0,05
Rp50.000

Nilai translasi setelah hiperinflasi tidak mencerminkan nilai pasar atau biayaa perolehan historis dari gedung tersebut. Oleh karena itu PSAK mengharuskan penggunaan rupiah sebagai mata uang fungsional dalam kasus hiperinflasi untuk memberikan stabilitas dalam laporan keuangan.
Setelah penentuan mata uang asing dari afiliasi asing, mata uang tersebut harus digunakan secara konsisten.Seandainya ada perubahan dalam konsisi perekonomian mengharuskan perubahan dalam penentuan mata uang fungsional afiliasi asing maka perubahan akuntansi  tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan dalam estimasi hanya perlakuan saat itu dan prospektif saja, tidak diperlakukan penyajian kembali laporan dari periode-periode sebelumnya.

TRANSLASI VERSUS PENGUKURAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN ASING
Untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam rupiah, terdapat dua metode yang berbeda :
1.    Translasi laporan keuangan entitas asing ke rupiah, dan
2.    Pengukuran kembali laporaan keuangan entitas asing ke mata uang fungsional entitas tersebut, selanjutnya ditranslasi jika bukan dalam rupiah.
Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing ,contoh, anak perusahaan Indonesia di Prancis menggunakan uero untuk catatan dan mata uang fungsionalnya. Laporan keuangan anak perusahaan harus ditranslasi dari uero ke rupiah dan selieih dimasukkan dalam komponen Laba Komprehensif.Metode translasi sering disebut metode nilai tukar sekarang (current rate methods).
Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas asing.Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan pencatatan entitas asing. Contoh, Perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan di Singapura yang relatif independen dapat menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang fungsionalnya tetapi memilih menggunakan dolar Singapura sebagai mata uang pencatatan dan pelaporan. Jika menggunakan mata uang rupiah, tentu langsung siap digabung dengan laporan induknya di Indonesia.
Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsional disebut metode temporal (temporal methods). Aset dan kewajiban moneter menunjukkan adanya hak untuk menerima atau memenuhi pembayaran dalam sejumlah tertentu mata uang asing dimasa yang akan datang. Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya pos nonmoneter seperti aset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan , biasanya ditranslasi dengan menggunakan nilai tukar historis yaitu nilai tukar dimana aset tersebut dibeli atau saat kewajibannya diakui. Pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan nilai rata-rata sepenjang periode pelaporan. Setiap selisih yang timbul akibat ketidakseimbangan pada metode temporal akan disajikan sebagai bagian dari laporan laba rugi.
Penerapan metode temporal mengonversikan sebuah mata uang asing menjadi mata uang fungsionalnya namun jika mata uang rupiah menjadi mata ang fungsional tidak diperlukan lagi penyesuaian.
Tabel berikut menyajikan metode yang dapat digunakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakan kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah.
Mata uang pembukuan dan
Pencatatan afiliasi luar negeri
Mata uang fungsional
Metode pernytaan kembali
Mata uang lokal (yaitu mata uang tempat afiliasi berlokasi)
Mata uang lokal
Translasi ke rupiah menggunakan nilai tukar sekarang
Mata uang lokal
Rupiah Indonesia ( seperti yang diharuskan dalam perekonomian hiperinflasi)
Diukur kembali dari mata uang lokal ke rupiah
Mata uang lokal
Mata uang negara ketiga (bukan mata uang lokal atau rupiah)
Pertama diukur kembali dari mata uang lokal ke mata uang fungsional kemudian ditranslasi dari mata uang fungsional ke rupiah
Rupiah Indonesia
Rupiah Indonesia
Tidak diperlukan pernyataan kembali sudah dinyatakan dalam rupiah

Afiliasi asing dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah afiliasi yang menghasilkan dan membelanjakan dalam unit mata ang lokal. mata uang lokal merpakan mata uang fungsional dari entitas tersebut. Afiliasi asing  inidapat mereinvestasi mata uang yang mereka hasilkan atau mendistribusiakan dana ke kantor pusat ata ke induk perusahaan dalam bentuk dividen. Perubahan nilai tkar tidak secara langsung memengaruhi arus kas induk perusahaan Indonesia. Perubahan nilai tukar memengaruhi aset neto (aset dikuurangi kewajiban ) afiliasi asing dan karena itu , memengaruhi investasi neto induk perusahaan dientitas tersebut.
Kelompok ke dua afiliasi asing terdiri dari entitas yang merupakan perpanjangan dari perusahaan Indonesia. Afiliasi ini beroperasi di negara asing tetspi secara langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai tukar, karena mereka tergantung pada perekonomian Indonesia untuk pasar penjualan, komponen produksi atau pendanaan. Untuk kelompok ini rupiah adalah mata uang fungsional. Diasumsiakan bahwa pangaruh dari nilai tukar terhadap  aset neto afiliasi asing memengaruhi langsung arus kas induk perusahaan Indonesia, sehingga selisih nilai tukar dilaporkan dalam laba untuk perusahaan Indonesia.  

TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG FUNGSIONAL MENJADI MATA UANG PELAPORAN PERUSAHAAN INDONESIA
Translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut :
Akun laporan laba rugi
      Pendapatan dan beban

Umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang utk periode laporan
Akun neraca
      Aset dan kewajiban
      Ekuitas pemegang saham

Nilai tukar sekarang, pada tanggal neraca
Nilai historis

Penyajian Laporan Keuangan dari Selisih Translasi
Selisih translasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehnsif untuk periode tersebut. Pendapatan komprehensif termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan bagian ke pemilik. Pendapatan komprehensif termasuk laba neto dan "pendapatan komprehensif lainnya" yang merupakan bagian dari perubahan aset neto perusahaan dari sumber selain pemilik ( yaitu bukan investasi modal tambahan dan dividen) selama periode berjalan. PSAK mengharuskan laporan pendapatan komprehensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama entitas. Pos utama yang menjadi bagian dari pendapatan komprehensif lainnya adalah perubahan selisih translasi selama periode berjalan , keuntungan atau kerugian belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual, penilaian kembali lindung nilai arus kas, dan penyesuaian dalam kewajiban pensiun minimum.


Ilustrasi Translasi dan konsolidasi Anak Perusahaan Luar Negeri
1.    Pada tanggal 1 Januari 2011 , PT Induk perusahaan Indonesia membeli 100% saham beredar dari German Company, sebuah peruhsaan yang berlokasi di Berlinseharga Rp 660.000.000,- Harga tersebut lebih tinggi Rp 60.000.000,- dari nilai buku (Perhitungan diferensial akan ditunjukkan pada akhir bagian). Selisih lebih harga perolehan diatas nilai buku dialokasikan ke paten ang diamortisasi selama 10 tahun.Akun neraca dalam format neraca percobaan untuk kedua perusahaan sesaat sebelum diakuisisi disajikan figur 12 – 2
2.    Mata uang lokal German Company adalah euro (€) yang juga merupakan mata ang fungsionalnya
3.    Tanggal 1 Oktober 2011, anak perusahaan mengumumkan dan membayar dividen sebesar €6.250
4.    Anak perusahaan menerima Rp 72.000.000,- dari transaksi dengan  perusahaan Indonesia pada saat kurs adalah €1 = Rp 16.000,- .Anak perusahaan masih memiliki mata uang asing tersebut pada tanggal 31 Desember 2011
5.    Kurs tunai yang terkait (Rp/€) adalah :
            --------------------------------------------------------------------------------------
            Tanggal                                                           Kurs
            -------------------------------------------------------------------------------------
            1 Januari 2011                                                 Rp   16.000,-
            1 Oktober 2011                                               Rp   17.000,-
            31 Desember 2011                                          Rp   18.000,-
            Rata - rata 2011                                              Rp   17.000,-
            --------------------------------------------------------------------------------------

FIGUR 12 - 2
Akun - akun Neraca untuk Kedua Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2011 (sesaat sebelum akuisisi 80 % saham German Company oleh PT Induk, Perusahaan Indonesia)
-------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                PT Induk   German Company
------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas                                          Rp       350.000.000              2.500
Piutang                                                  75.000.000                10.000
Persediaan                                           100.000.000                7.500
Tanah                                                  175.000.000                        0 
Aset Tetap                                           800.000.000                50.000
Total Debit                                       1.500.000.000              70.000
                                                         ===========              ======
Akumulasi Depresiasi             Rp       400.000.000              5.000 
Utang Usaha                                       100.000.000                2.500
Utang Obligasi                                                200.000.000                12.500
Saham Biasa                                        500.000.000                40.000
Saldo Laba, 31/12/2010                      300.000.000                10.000
Total Kredit                                   1.500.000.000                70.000
                                                       -===========               ======
FIGUR 12 - 3
Kertas Kerja untuk mentranslasi Anak Perusahaan di Luar Negeri pada tanggal 1 Januari 2011 (tanggal akuisisi) . Mata Uang Fungsional adalah Uero Eropah.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                 German Company      Kurs          Nerca Perc.(Rp)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas                                                     2.500             16.000             40.000.000
Piutang                                                10.000             16.000             160.000.000
Persediaan                                             7.500             16.000             120.000.000
Tanah                                                           0             16.000                               0
Aset Tetap                                           50.000             16.000             800.000.000
Total Debit                                          70.000                                  1.120.000.000
                                                         =======

Akumulasi Depresiasi                        5.000             16.000             80.000.000
Utang Usaha                                         2.500             16.000             40.000.000
Utang Obligasi                                    12.500             16.000             200.000.000
Saham Biasa                                        40.000             16.000             640.000.000
Saldo Laba, 31/12/2010                      10.000             16.000             160.000.000
Total Kredit                                        70.000                                  1.120.000.000
                                                       -=======                                ===========

Ayat Jurnal PT Induk untuk mencatat pembelian 100% saham German Company :
(1)        Investasi pada saham German Company                    860.000.000
                        Kas                                                                                          860.000.000
            Mencatat investasi pada saham PT GC

Neraca Konsolidasi pada tanggal akuisisi
Ayat Jurnal Eliminasi 1 Januari 2011,
E (2)    Saham Biasa - German Company                               640.000.000
            Saldo Laba                                                                  160.000.000
            Diferensial                                                                   60.000.000
                        Investasi pada saham PT German Company                          860.000.000
            Mengeliminasi investasi awal.

E (3)    Paten                                                                           60.000.000
                        Diferensial                                                                               60.000.000
            Mengeliminasi diferensial








FIGUR 12 - 4
1 Januari 2011, Kertas Kerja untuk Neraca Konsolidasi, Tanggal Akuisisi 100% .Pembelian pada Harga diatas Nilai buku (dalam ribuan rupiah).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                         German                       Eliminasi
                        PT Induk       Company                      Debit               Kredit              Konsolidasi       
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas                               2.840.000        40.000                                                           2.880.000
Piutang                            750.000       160.000                                                              910.000
Persediaan                   1.000.000       120.000                                                           1.120.000
Tanah                           1.550.000                  0                                                                       1.550.000
Aset Tetap                   8.000.000       800.000                                                           8.800.000
Investasi pd shm GC      860.000                                           (2)       860.000
Diferensial                                                         (2)      60.000  (3)       60.000
Paten                                                                 (3)      60.000                                         60.000
                                    --------------   ------------                                                 ------------
Total Debit                 15.000.000   1.120.000                                                         15.320.000
                                   =========   ========                                                    ========

Ak. Depresiasi             4.000.000        80.000                                                            4.080.000
Utang Usaha               1.000.000        40.000                                                            1.040.000
Utang Obligasi            2.000.000       200.000                                                            2.200.000
Saham Biasa                5.000.000       640.000   (2) 640.000                                       5.000.000
Saldo Laba                  3.000.000       160.000   (2) 160.000                                       3.000.000
                                   --------------    ------------   ------------                   ------------         ------------
Total Kredit              15.000.000    1.120.000      920.000                 920.000        15.320.000
                                  =========    ========      ======                        =======       =========

Setelah Tanggal Akuisisi
Akuntansi setalah tanggal akuisisi sangat mirip dengan akuntansi yang digunakan untuk anak perusahaan domistik. Perbedaan utama timbul karena pengaruh perubahan kurs mata uang asing.
Ilustrasi, terdapat akun Unit Mata Uang Asing dalam neraca percobaan German Company . Akun ini mencerminkan rupiah sebesar Rp 72.000.000,- dalam neraca percobaan anak perusahaan. Oleh karena akun ini didenominasi dalam mata uang asing selain mata uang pelaporan mata uang asing. German Company membuat ayat jurnal penyesuaian untuk menilai kembali akun dari jumlah awal yang dicatat menggunakan kurs pada tanggal perusahaan meneriama mata uang menjadi nilai setara dari kurs pada akhir tahun.
Anak Perusahaan membuat jurnal berikut dalam pembukuannya pada waktu menerima rupiah
(4)        Unit Mata Uang Asing (Rp)                                       €4.500
                        Penjualan                                                                     €4.500
            Mencatat penjualan dan penerimaan Rp 72.000.000,-
            kurs tunai Rp 16.000,-

Pada 31 Desember 2011, anak perusahaan menyesuaikan unit mata uang asing (rupiah) ke kurs sekarang (Rp 18.000 =€1) dengan membuat ayat jurnal berikut :
(5)        Kerugian Transaksi Mata Uang Asing                        €500
                        Unit Mata Uang Asing (Rp0                          €500

Catatan : Kerugian transaksi mata uang asing adalah komponen dari laba neto anak perusahaan.dan akun unit MUA diklasifikasikan sebagai aset lancar di neraca anak perusahaan.
Laba neto anak perusahaan terdiri dari Penjualan -(HPP + Biaya Operasional + Kerugian TMUA)

FIGUR 12 - 5
31 Desember 2011, Translasi Neraca Percobaan Anak Perusahaan Luar Negeri
Uero Eropa adalah Mata uang Fungsional
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                            Saldo (€)         Kurs                Saldo (Rp)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas                                                      10.750             18.000             193.500.000
Unit Mata Uang Asing                        3.000             18.000               54.000.000
Piutang                                                10.500             18.000             189.000.000
Persediaan                                             5.000             18.000               90.000.000
Aset Tetap                                           50.000             18.000             900.000.000
Harga Pokok Penjualan                       22.500             17.000             382.500.000
Beban Operasi                                     14.500            17.000             246.500.000
Kerugian TMUA                                      500             17.000                 8.500.000
Dividen dibayarkan                              6.250             17.600             110.000.000
                                                          ----------                                  -------------------
Total Debit                                        123.000                                  2.174.000.000
                                                         =======                                ===========

Akumulasi Depresiasi                           7.500             18.000             135.000.000
Utang Usaha                                         3.000             18.000               54.000.000
Utang Obligasi                                    12.500             18.000             225.000.000
Saham Biasa                                        40.000             16.000             640.000.000
Saldo Laba, 31/12/2010                      10.000                   (a)              160.000.000
Penjualan                                             50.000             17.000             850.000.000
                                                          ----------                                  ------------------
Total Kredit                                      123.000                                 2.064.000.000
                                                       -=======                                           
Akumulasi Pendapatan komprehensif lainnya                                   110.000.000
                                                                                                        ------------------
Total Kredit                                                                                   2.174.000.000
                                                                                                       ===========




FIGUR 12 - 6
Pembuktian Selisih Translasi per 31 Desember 2011Uero Erpa adalah Mata Uang Fungsional
PT INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN
Pembuktian Selisih Translasi
Tahun Berakhir 31 Desember 2011
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                            (€)                    Kurs                (Rp)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aset Neto Awal Tahun                       50.000             16.000             800.000.000
                                                      
Penyesuaian untuk perubahan aset
neto selama tahun berjalan :
Laba neto tahun berjalan                     12,500             17.000             212.500.000
Dividen dibayarkan                            (6.250)            17.600           (110.000.000)
                                                            ---------                                     ----------------
                                                                                                            902.500.000
Aset Neto ditranslasi menggunakan :
Kurs selama tahun berjalan
Kurs akhir tahun                                 56.250             18.000          1.012.500.000

Perubahan dalam pendapatan kom-
prehensif lainnya - selisih translasi
selama th berjalan (peningkatan neto)                                     110.000.000

Akumulasi pendapatan komprehensif
lainnya - selisih translasi 1/1                                                                                  0
                                                                                                           -----------------
Akumulasi pendapatan komprehensif
lainnya - selisih translasi 31/12                                                            110.000.000

Cara lain untuk mementukan untuk menentukan apakah akumulasi selisih transaksi mempunyai saldo debit atau kredit adalah menggunakan logika neraca. contoh :
Neraca anak perusahaan hasil translasi pada awal tahun adalah :
NERACA TRANSLASI 1/1-2011
Aset Neto                                Rp 800.000.000,-        Saham Biasa                Rp 800.000.000,-

Neraca Translasi pada akhir tahun adalah :
NERACA TRANSLASI 31/12-2011
Aset Neto                                Rp1.012.500.000,-      Saham Biasa                Rp 800.000.000,-
                                                                                    Saldo laba(-D)             Rp 102.500.000,-
                                                                                    Akumulasi pend.kom
                                                                                    prehensif lainnya         Rp 110.000.000,-
Total                                       Rp1.012.500.000,-      Total                         Rp 1.012.500.000,-



Ayat Jurnal yang dibuat PT Induk untuk mencatat investasinya di German Company adalah :
1 Oktober 2011
(6)        Kas                                                                  Rp 110.000.000
                        Investasi pada Saham German Company                     Rp 110.000.000,-
            Mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan
            diluar negeri €6.250 x Rp 17.000,-

31 Desember 2011 :
(7)        Investasi pada Saham GC                               Rp 212.500.000
                        Pendapatan dari Anak Perusahaan                               Rp  212.500.000
            Bagian dalam laba neto anak perusahaan luar negeri
            €12.500 x Rp 17.000,-

(8)        Investasi pada Saham GC                               Rp 110.000.000
                        Pendapatan komprehensif lainnya-                             Rp  110.000.000
                        Selisih Translasi
            Bagian untuk perusahaan atas perubahan dalam
            selisih translasi dari translasi akun-akun anak
            perusahaan  100% x Rp 110.000.000

Catatan : Jika ada tenggang waktu antara pengumuman dividen dengan pembayaran dividen maka perusahaan akan mencatat piutang dividen dari anak perusahaan luar negeri.

PSAK 11 mengharuskan alokasi dan amortisasi dari diferensial antara investasi dan nilai bukunya dilakukan dalam konteks mata uang fungsional anak perusahaan dan jumlah tersebut kemudian ditranslasi menggunakan kurs yang sesuai dalam kertas kerja pada tanggal neraca.
Amortisasi periodik mempengaruhi laporan laba rugi dan karenanya diukur menggunakan kurs rata-rata yang digunakan untuk mentranslasi akun laporan laba rugi. Di lain pihak, sisa saldo diferensial yang belum diamortisasi dilaporkan dalam neraca dan ditranslasi menggunakan kurs sekarang yang digunakan untuk akun neraca.
Pengaruh dari perbedaan kurs tersebut disajikan dalam selisih translasi induk perusahaan sebagai revisi dari bagian investasi awal induk perusahaan di anak perusahaan.

PT induk mengamortisasi paten selama periode 10 tahun. Amortisasi paten sbb.:
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
                                                                Uero Eropa                  Kurs Translasi                Dolar Indonesia
Laporan Laba Rugi
Diferensial awal tahun                                               3,750                16.000             60.000.000
Amortisasi thn pertama                                                           (  375)              17.000             (6.375.000)
Sisa saldo                                                                    3.375                                       53.625.000
Neraca :
Sisa saldo 31/12/2011                                                 3.375               18.000             60.750.000
Selisih dimasukkan dalam pendapatan komprehensif
lainnya - Selisih translasi (Kredit)                                                                               7.125.000
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cara lain untuk melihat penyesuaian diferensial sebesar Rp 7.125.000,- adalah selisih tersebut menyesuaikan diferensial induk perusahaan  yang merupakan bagian dari akun investasi menjadi jumlah yang seharusnya disajikan dalam neraca.
Contoh , jika tidak dilakukan penyesuaian terhadap diferensial maka saldo paten dalam neraca konsolidasi akan tidak tepat sebesar                                                                  Rp 53.625.000,-
Kurs sekarang 31/12-2011 Rp 18.000,- jumlahnya menjadi                           Rp 60.750.000,-
Saldo (peningkatan diferensial)                                                                      Rp  7.125.000,-
Ayat Jurnal :
(9)        Pendapatan dari Anak Perusahaan                 Rp 6.375.000,-
                        Investasi Saham pada GC                                                       Rp 6.375.000,-
            Mencatat amortisasi paten .

(10)      Investasi Saham pada German Company                   Rp 7.125.000,-
                        Pendapatan Komprehensif lainnya - Selisih translasi             Rp 7.125.000,-
            Mengakui selisih translasi atas peningkatan diferensial

Penting untuk dicatat bahwa selisih translasi Rp 7.125.000,- dari diferensial dialokasiakan hanya ke induk perusahaan . Kepemilikan minoritas tidak mendapatkan alokasi bagian selisih translasi tersebut. Selisih translasi sebesar Rp 7.125.000,- dialokasikan ke selisih  biaya perolehan yang dibayarkan lebih dari nilai buku aset dan ditambahkan ke diferensial yang merupakan komponen investasi pada anak perusahaan lura negeri sehingga menghasilkan debit ke akun investasi pada pembukuan induk perusahaan. 

INVESTASI PADA SAHAM GERMAN COMPANY 31/12-2011
(1) Harga beli                          Rp  860.000.000,-      
                                                                                    (6) dividen                  Rp 110.000.000,-
(7) Ekuitas dlm laba                Rp 212.500.000
(8) Bagian atas selisih trans-
      lasi anak perusahaan          Rp 110.000.000          (9) Amortisasi difrnsl  Rp      6.375.000
(10) Selisih translasi dari
        diferensial                       Rp     7.125.000
                                                                                        ke Neraca 31/12   Rp  1.073.250.000                                                                    
Total                                       Rp1.189.625.000,-      Total                         Rp 1.189.625.000,-

Ayat Jurnal penutup Induk Perusahaan :
(11)      Pendapatan dari Anak Perusahaan                 206.125.000
                        Saldo Laba                                                                              206.125.000
            Untuk menutup laba neto dari Anak Perusahaan =
            (Rp 212.500.000 -Rp 6.375.000,-)

(12)      Pendapatan komprehensif lain - Selisih translasi        117.125.000
                        Akumulasi Pend.Komp.lainnya - ST                                      117.125.000
            Untuk menutup pend.komprehensif lainnya dari investasi  pada
            anak perusahaan GC = (Rp 110.000.000 + Rp 7.125.000)
Kertas Kerja konsolidasi setelah akuisisi
Ayat Jurnal Kertas Kerja Konsolidasi :
E(13)   Pendapatan dari Anak Perusahaan                 206.125.000
                        Dividen diumumkan                                                               110.000.000
                        Investasi pada saham German Co                                 96.125.000
            Mengeliminasi pendapatan dari Anak Perusahaan

E(14)   Pendapatan     Komp. Lainnya - Selisih T                  117.125.000
                        Investasi pd saham GC                                                           117.125.000
            Mengeliminasi Pend.Komp.Lainnya dari anak
            perusahaan yang dicatat oleh Induk Perusahaan

E(15)   Saham Biasa -GC                                                        640.000.000
            Saldo Laba                                                                  160.000.000
            Diferensial                                                                     60.000.000
                        Investasi pd saham GC                                                           860.000.000
            Mengeliminasi saldo investasi awal periode

E(16)   Diferensial                                                                      7.125.000
                        Investasi pd saham GC                                                              7.125.000
            Mengeliminasi penyesuaian diferensial akhir periode
            yang dicatat dalam akun investasi

E(17)   Paten                                                                           67.125.000
                        Diferensial                                                                                 67.125.000
            Mengeliminasi diferensial, termasuk penyesuaian periodik
            sebesar Rp 7.125.000 ke paten.


FIGUR 12 - 7
31 Desember 2011, Kertas Kerja  Konsolidasi, disusun setelah Laporan Keuangan Luar Negeri
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------                                                                               
                                                           German
PT Induk       Company        Debit              Kredit               Konsolidasi        
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Penjualan                  4.000.000        850.000                                                           4.850.000       
Pendp. dari PT Anak     206.125                         (13) 206.125
                                    -----------          ----------                                                            -----------
Kredit                          4.206.125        850.000                                                           4.850.000
HPP                             1.700.000        382.500                                                           2.082.500
Beban operasi                  950.125       246.500 (18)       6.375                                    1.203.000
Kerugian TMUA                                     8.500                                                                  8.500       
                                    -----------          ---------                                                             -----------
Debit                           2.650.125       637.500                                                           3.294.000
                                    ------------         ----------            -----------          -----------          ------------
Laba bersih dibawah                          
ke depan (carry Frwd)            1.556.000        212.500          212.500                                   1.556.000
                                    ======             ====             ======           =======        =======
Saldo Laba 1 Januari   3.000.000        160.000.000 (15)160.000.000                         3.000.000
Laba bersih dari  atas  1.556.000        212.500           212.500                                   1.556.000
                                    4.556.000        372.500                                                           4.556.000
Dividen di umumkan    (600.000)        (110.000)                           (13)110.000           (600.000)
                                    ------------         ----------            ----------            ---------             ------------
S.Laba 31/12 dibawa
kedepan(c.forward)    3.956.000        262.500           372.500           110.000          3.956.000
                                    ======           ======           ======            =====           =======
Kas                               4.002.250       193.500                                                           4.195.750
Dolar Anak Perusahaan                        54.000                                                                 54.000
Piutang                            750.000       189.000                                                               939.000
Persediaan                   1.000.000         90.000                                                           1.090.000
Tanah                           1.750.000                  0                                                           1.750.000
Bangunan & Peraltn    8.000.000       900.000                                                           8.900.000
Investasi pd shm GC                                                                          (13)   96.125
                                                                                                            (14)110.000
                                                                                                            (15)860.000
                                                                                                            (16)    7.125
Diferensial                                                       (15)      60.000
                                    1.073.250                    (16)        7.125             (17)  67.125
Paten                                                               (17)      67.125             (18)    6.375          60.750
                                    --------------       ------------                                                         -------------
Total Debit                   16.575.500         1.426.500                                                     16.989.500
                                   =========      ========                                                      ========

Ak. Depresiasi             4.500.000        135.000                                                           4.635.000
Utang Usaha               1.002.375          54.000                                                           1.056.375
Utang Obligasi            2.000.000        225.000                                                           2.225.000
Saham Biasa                5.000.000       640.000 (15) 640.000                                      5.000.000
Saldo Laba                  3.956.000        262.500         372.500             110.000          3.956.000
Ak.Pend.Kompren.la
innya- dari bawah          117.125        110.000         110.000                                        117.125
                                   --------------        -----------    ------------   ------------         ------------
Total Kredit               16.575.500         1.426.500      920.000           920.000            16.989.500
                                  =========        ========      ======        =======        =========
Ak.Pend.Komp.la-
innya - 1/1                               0          0          (15)                              0                                  0

Ak.Pend.Komp.la-
innya - Selisih Trans    117.125           110.000 (14) 110.000                                        117.125
                                    ---------             --------           ---------                                        -----------
APKL- dibawah keatas 117.125        110.000         110.000                                        117.125
                                    ======           ======        ======                                     =======                               












































KESIMPULAN

            Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1.    Pada saat menyusun laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri.
2.     Perbedaan dalam prinsip akuntansi karena antara lain : Kondisi Perekonomian suatu Negara, Masalah Hukum, Pendidikan dan Sistem Politik, Perkembangan Teknologi, Budaya dan Trandisi dan Faktor Ekonomi lainnya
3.    Standar  pelaporan keuangan yang utama saat ini yang sedang dalam penyusunan oleh International Accounting Standards Board (IASB). IASB adalah sebuah badan yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara internasional tersebut.         
4.    Penyajian laporan keuangan afiliasi luar negeri dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan metode traslasi atau metode pengukuran kembali, tergantung mata uang fungsional entitas luar negeri. Sebagian besar laporan keuangan afiliasi luar negeri translasikan menggunakan metode kurs sekarangkarena umumnya unit mata uang lokal adalah mata uang fungsional. Jika rupiah entitas luar negeri dari mata uang lokal ke dolar. Pemilihan mata uang fungsional memengaruhi penilaian akan entitas luar negeri yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
5.    Translasi adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lain. Metode-metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas ekonomi berbeda-beda di seluruh dunia. Kondisi perekonomian suatu negara, masalah hukum, pendidikan dan sistem politik, perkembangan teknologi, budaya dan tradisi, serta berbagai faktor-faktor sosial ekonomi lainnya merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan standart akuntansi dan profesi akuntan disuatu negara. Mata uang fungsional adalah mata uang utama yanga digunakan oleh suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam menghasilkan atau menggunakan kasnya. Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas asing. Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsionalnya disebut metode temporal (temporal methods). Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya.
6.    Selisih transasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif untuk periode tersebut. Pendapatan komprehensif termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan pembagian ke pemilik. Terdapat beberapa alternatif format penyajian untuk pendapatan komprehensif. Laporan tunggal, pendekatan laporan gabungan, pertama menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dan kemudian mempunyai bagian yang menyajikan pos pendapatan komprenhesif lainya. Sebagai alternatif, yaitu penyajian dua laporan, pertama menyajikan perhitungan laba bersih dalam satu laporan dan kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan merekonsiliasi menjadi pendapatan komprehensif dengan melaporkan pos pendapatan komprehensif secara terpisah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I LOVE UNMUH

                                                                PENGALAMAN KULIAH  Assalamualaikum Wr.Wb Entah aku mau nulis apa tenta...